Indonesian

Pandangan Dunia Membandingkan Pola Pikir Timur Tengah dan Barat


Pandangan Dunia Membandingkan Pola Pikir Timur Tengah dan Barat

Pandangan Dunia

Pandangan dunia merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam kehidupan kita. Ini adalah simpulan keseluruhan keyakinan kita tentang dunia tempat kita hidup. Anda, tidak bisa 'melihat', 'merasa' atau mengecapi’nya. Ini sedikit menyerupai film 'Matrix' - 'Sayangnya, tidak ada yang dapat diberi tahu apa Matrix itu. "Anda harus melihatnya sendiri' dan ‘Jika keadaan nyata adalah apa yang dapat Anda rasakan, cium, kecap dan lihat, maka ‘keadaan nyata’ semata-mata merupakan sinyal-sinyal listrik yang diinterpretasi oleh otak Anda’ - ha ha - atau sesuatu seperti itu!
(dikutip dari film Matrix)

Pandangan dunia menentukan bagaimana kita menjalani hidup kita, bagaimana kita menggunakan uang kita, apa yang kita ajarkan pada anak-anak kita, bagaimana kita berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita, dan lebih banyak lagi.


WorldViewPandangan dunia jauh lebih dari yang Anda pikirkan. Pandangan dunia ini akan menentukan bagaimana Anda melihat Allah, atau berhubungan dengan Dia.

Ibrani (pandangan dunia menurut Alkitab)

Di dalam Alkitab, pandangan dunia Ibrani, merupakan perwakilan dari banyak pandangan dunia yang berpusat pada negara-negara timur tengah.
Secara tradisional pola pikir Ibrani didasarkan pada hubungan, yaitu hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia.
Hal ini menjelaskan mengapa 'Perjanjian' antara manusia, dan manusia dengan Tuhan sangat penting dalam Alkitab; hal ini mengikat hubungan tersebut.

Pandangan ini menjelaskan hal-hal seperti: Mengapa Allah menyebut Daud (yang sangat berdosa itu) 'seorang yang berkenan di hati-Ku’ dan Saul (yang kurang berdosa) Ia tolak

Silakan lihat pada diagram, yang membandingkan pandangan dunia menurut ‘Ibrani’purba (Timur Tengah) dan Yunani klasik (Barat)

Beberapa aplikasi praktis dari sebuah pandangan dunia:

‘Tanda’ Praktis Barat

‘Tanda’ Praktis Ibrani

Berbasis performa: Dua orang asing bertemu. Nilai seseorang diukur berdasarkan prestasi dan karier. Halo, nama saya *** saya seorang guru. Berbasis keluarga: Dua orang asing bertemu. Nilai seseorang diukur berdasarkan dari 'keluarga' mana Anda berasal. Nama saya ***, ayah saya adalah ***, ia tinggal di kota ***
Agama berorientasikan kelembagaan: Pergi ke gedung gereja, menghadiri “upacara ibadah’ Agama berorientasikan keluarga: Hari Sabat dipandang sebagai sebuah keluarga, peristirahatan, hari yang menyenangkan.
Dalam Alkitab: Baca ‘Bapa’ - berhubungan dengan 'bos', 'penegak hukum' harus memenuhi kriteria untuk diterima, dan untuk mendapatkan 'hadiah' Dalam Alkitab: Membaca dan memahami siapa itu seorang 'Bapa'



Pendekatan Barat

Pendekatan Ibrani

Kehidupan dianalisis menurut kategori yang tepat. Segala sesuatu mengaburkan segala yang lain.
Ada perbedaan antara natural dan adikodrati. Adikodrati mempengaruhi segala sesuatu.
Logika linier Logika kontekstual atau “blok”
“Individualisme yang keras” Pentingnya menjadi bagian dari suatu kelompok
Persamaan antara sesama manusia Nilai berasal dari tempat dalam hierarki
Orientasi kebebasan Orientasi keamanan
Kompetisi itu baik Kompetisi itu buruk (kerja sama lebih baik)
Alam semesta yang berpusat pada manusia Alam semesta yang berpusat pada Allah/kaum/keluarga
Nilai manusia diukur berdasarkan uang / kekayaan materi / kuasa Nilai manusia diukur berdasarkan hubungan keluarga
Kesakralan kehidupan biologis Kehidupan sosial yang sangat diutamakan
Kesempatan + sebab & akibat membatasi apa yang mungkin terjadi Allah menyebabkan segala sesuatu di alam semesta ciptaan-Nya
Manusia menguasai alam melalui pemahaman dan penerapan hukum ilmu pengetahuan Allah menguasai segala sesuatu, jadi hubungan dengan Allah menentukan bagaimana segala sesuatu terjadi.
Kekuasaan atas orang lain dicapai melalui bisnis, politik dan organisasi manusia. Kekuasaan atas orang lain diatur dengan pola sosial yang ditetapkan oleh Allah.
Semua yang ada adalah materi Alam semesta dipenuhi dengan makhluk-makhluk roh yang perkasa
Waktu linier dibagi menjadi segmen-segmen yang apik. Setiap peristiwa baru adanya. Siklus atau spiral waktu. Peristiwa serupa terus menerus terulang.
Sejarah mencatat fakta secara objektif dan kronologis Sejarah merupakan sebuah upaya untuk melestarikan kebenaran-kebenaran signifikan dengan cara-cara yang bermakna dan yang dapat dikenang apakah detailnya merupakan fakta objektif atau tidak.
Berorientasi pada masa depan dalam jangka waktu singkat Berorientasi pada pelajaran-pelajaran sejarah
Perubahan dianggap baik = kemajuan Perubahan dianggap buruk = kehancuran tradisi
Alam semesta berkembang secara kebetulan Alam semesta diciptakan oleh Allah
Alam semesta didominasi dan dikendalikan oleh sains dan teknologi Allah mempercayakan manusia satu kekuasaan terhadap ciptaan-Nya di bumi. Tanggung jawab terhadap Allah.
Barang-barang materi = patokan kinerja pribadi Barang-barang materi = patokan berkat Allah
Iman itu buta Iman berlandaskan pengetahuan
Waktu sebagai titik pada sebuah garis lurus (“pada titik waktu ini...” Waktu ditentukan oleh isi (“Pada hari yang dibuat Tuhan...”)

Pandangan dunia Alkitab seperti tertera dalam ayat Alkitab


Pandangan ini membantu memahami kitab suci seperti: Yesus bersabda 'Tinggallah di dalam aku dan kamu akan menghasilkan banyak buah’. Ayat ini menekankan bahwa kita mendapatkan dan memiliki nilai bila kita tinggal di dalam Dia, bukan dalam ‘perbuatan’ kita sendiri. Ini berarti bahwa Bapa menerima kita sebagaimana adanya kita. Kita tidak perlu mendapatkan itu, mencapai hal itu, membuktikan hal itu - hanya tinggal dalam kasih-Nya. KITA ADALAH KELUARGA.

Uang berbicara

Menurut pola pikir Ibrani, menjadi kaya, adalah berkat dari Tuhan, sedangkan menurut pola pikir Yunani sering jika Anda ingin menjadi 'suci' Anda harus mengasingkan diri dan mengucapkan kaul kemurnian dan kemiskinan. (Seperti biarawan dan biarawati Katolik)

Ibrani berpikir sesuai dengan 'realitas', 'surga dan neraka' adalah tempat yang nyata 'hanya terlalu jauh untuk bisa dilihat’ - itu pandangan umum. Sebaliknya pola pikir Yunani berdasarkan Filsafat.

Alkitab, dalam bahasa aslinya, secara manusia, adalah produk dari pikiran Ibrani. Manifestasi yang pertama dan asli dari apa yang sekarang kita sebut "Gereja" juga merupakan ekspresi dari pikiran Ibrani. Dalam hal tertentu dalam sejarah gereja, seseorang merampas cetak biru Ibrani yang baru di mana gerakan Yesus sedang dibangun dan diganti dengan yang non-Ibrani. Akibatnya, apa yang telah dibangun dengan terbaik sejak itu merupakan karikatur dari apa yang dimaksudkan. Dalam banyak hal, itu benar-benar bertentangan dan bertolak belakang dengan semangat masyarakat percaya yang semula.

Melakukan vs. Mengetahui

Perbedaan mendasar antara pola pikir Barat, Helenistik (Yunani) dan Ibrani dijumpai dalam hal mengetahui vs melakukan. Barrett mengatakan, "Perbedaan ... timbul dari perbedaan antara melakukan dan mengetahui. Ibrani berkaitan dengan praktik, Yunani dengan pengetahuan. Perilaku yang benar adalah perhatian utama dari Ibrani, sementara pikiran yang benar menjadi perhatian Yunani. Tugas dan ketatnya hati nurani adalah hal-hal penting dalam kehidupan Ibrani; sebaliknya untuk Yunani adalah performa kepandaian yang spontan dan cemerlang. Dengan demikian Ibrani memuji kebajikan moral sebagai substansi dan makna hidup, sebaliknya Yunani mengesampingkan hal itu dan mengutamakan kebajikan intelektual ... perbedaannya terletak pada praktik dan teori, antara orang yang berakhlak dan orang yang teoritis atau intelektual."

Hal ini membantu menjelaskan mengapa begitu banyak gereja Kristen berfokus pada isu-isu ortodoksi doktrin (bagaimana pun caranya mereka mendefinisikannya) - sering dengan mengorbankan kehidupan yang saleh. Dalam banyak kalangan Kristen, apa yang diyakini atau dianut oleh seseorang dianggap sebagai hal yang lebih penting daripada bagaimana seseorang hidup - yaitu bagaimana seseorang memperlakukan tetangganya.

Pada hari-hari ketika gerakan Kerajaan Yesus dikenal sebagai "Sekte Nasrani" (Kis 24:5,14), menjadi seorang "Kristen" adalah mengenai hubungan dengan Allah dan dengan sesama manusia (Matius 22:36-38; Yohanes 13:34-35). Selama berabad-abad, kita sudah tidak menekankan masalah hubungan, dan pada saat yang sama kita telah mengintelektualisasi, memolitisasi dan mengomersialkan "iman sekali untuk semuanya diselamatkan." Ketiga pengaruh destruktif ini telah secara radikal mengubah sifat Gereja. Roh anti-Yahudi dan kemudian anti-Semitisme telah berbuat banyak untuk menghancurkan kepribadian semula dari masyarakat percaya. Hal ini menjelaskan mengapa sangat sulit bagi banyak orang untuk memahami baik Perjanjian Baru maupun Perjanjian Lama menurut konteks yang benar.

Last updated: 10th March 2015 by Gabriel Kolbe

Adverts

© 2024 Copyright, All Right Reserved - Winningduck